Senin, 31 Maret 2014

Mending Dicoblos Semua

Embun Senin

Suatu saat saya berbincang dengan teman saya. Dia (teman saya, red) cerita kalau temannya bingung mau memilih siapa waktu pemilu.

Temannya Teman Saya (TTS): Saya bingung mas mau pilih siapa.

Teman Saya (TS): Bingung kenapa? Tinggal kenali aja calonnya.

TTS: Justru itu yang bikin saya bingung. Partai A, B, dan C ngasih uang yang sama besarnya ke saya. Saya harus pilih yang mana kalau gitu?

TS: Ya udah nggak usah nyoblos.

TTS: (Berfikir sejenak). Aha! Kalau nggak nyoblos saya dosa, mas! Saya udah janji bakal nyoblos. Kalau nggak nyoblos, saya kan melanggar janji. Jadi, saya coblos semuanya aja deh. Biar adil. Kan sama besar uang yang dikasih...

Saya yang mendengar cerita itu: Melongo dan menerawang jauh.

Selamat pagi, kawan. Jangan lupa awali hari ini tersenyum dan menjadikan akhirat sebagai tujuan utama kita dengan memasukkan amal2 akhirat dalam agenda hari ini. Jangan menunggu bahagia dulu untuk tersenyum. Tapi tersenyumlah agar kebahagiaan itu senantiasa kita rasakan.

"Jika orang lain mengatakan bahwa time is money, maka mari kita katakan time is for Allaah" (Ust. Yusuf Mansur dalam ceramah Perbaiki Shalat Kita)

*Kisah dan penutup mungkin nggak nyambung2 amat. Mohon maaf.

Senin, 24 Maret 2014

Senin, 17 Maret 2014

Wisuda

Embun Senin:
Ini tentang momen.

Seringkali kita memerlukan momen untuk sebuah penegasan terhadap kondisi. Meski momen-momen berupa seremoni itu tak semuanya perlu, tapi ada beberapa momen yang penting dilakukan. Memang, momen bukan inti dari sebuah pesan, tapi kita bisa mengungkapkan banyak hal melaluinya tanpa banyak berkata.

Misal, momen welcome party untuk mengakui bahwa kita ada, pernikahan atas sebuah pengungkapan rasa cinta, dan perpisahan untuk menegaskan semua kenangan yang telah terjadi. Termasuk wisuda yang mengisyaratkan banyak hal; perjuangan, persahabatan, cita-cita, harapan, idealisme, dan lagi, perpisahan.

Karena pada beberapa keadaan, termasuk detik-detik ini, KATA TAK BISA LAGI UNGKAPKAN SEMUA.

Jumat, 14 Maret 2014

Akibat Sinetron

Embun Jum'at (14 Maret 2014):

Jadi ceritanya, sambil menghabiskan pangsit masing-masing semalam, saya dan Mu Izz diskusi tentang pengaruh tayangan film pada kondisi seseorang. Tiba-tiba ingat status yang pernah ditulis Mbak Daniella Jaladara beberapa waktu lalu.

"Pantas saja generasi muda kita bobrok. Sinetron ngajarin gak bener, orang tua cenderung membiarkan. Anehnya, sinetron cintrong2 remaja itu syutingnya di sekolahan, tapi settingnya rebutan pacar, nge-bully temen, hedonis- pamer mobil, rumah mewah, ortu kaya dan hang-out ke mall atau cafe2.

Lebih ngerinya lagi, sosok guru selalu diperankan oleh yang super galak- super jelek. Trus dengan tanpa dosa murid-muridnya ngelawan dan mengejek gurunya.
Mau diapakan anak bangsa ini?

Hellowwww pak polisi, tuch tangkepin anak2 yg ke sekolah bawa mobil tanpa SIM!

Hellowwww KPI! tuch BERANGUS hak siar tipi-tipi yang bikin program yang merusak moralitas bangsa.

Hellowww KPAI, menyelamatkan anak bangsa dengan advokasi media cetak-sosmed-elektronik itu penting tau!

Jangan cuma iklan partai yang gentayangan di sosmed dong!

?#?geram?!

Kami mati-matian memperbaiki nasib generasi, tapi mereka yang merusaknya malah dijadikan tontonan!

Jangan gadaikan masa depan anak bangsa!"

Selasa, 11 Maret 2014

The Leader

Embun Senin:

"Hakikat kepemimpinan adalah ketajaman visi." (Theodore M. Hesburgh [1917-~], Rektor ke-15 Universitas Noter Dame, Amerika Serikat).

Bagi yang sedang menjadi pemimpin dan akan menjadi pemimpin, sudah setajam apa visi Anda? Ketajaman visi TIDAK CUKUP hanya dengan mimpi besar dan mengumumkannya ke publik. Tapi sejalan dengan itu, diselingi daya besar untuk mewujudkannya.

Lalu dia lebih banyak berkerja dalam sunyi, berkarya nyata dari kejauhan hiruk-pikuk dan kebisingan dunia, dan sepi di media namun namanya terpahat dan bergemuruh di hati banyak orang.

Nah, sebesar apa daya yang Anda miliki sekarang? Seterang apa mimpi yang hendak Anda tuju? Dan arah mana yang hendak Anda lalui?
 
 10 Maret 2014

Mengutamakan Akhirat

Embun Ahad:

"Orang yang ketika pagi menjadkan akhirat itu sebagai kepedulian utamanya, maka Allaah akan menghimpunkan segalanya, menjadikan kekayaan berada di dalam hatinya, dan dunia datang kepadanya tanpa dia kehendaki. Sedangkan orang yang ketika pagi menjadikan dunia sebagai kepedulian utamanya, maka Allaah akan mengacak-acak urusannya, menjadikan kemisikinannya berada di depan kedua matanya, dan dunia datang kepadanya hanya yang telah dituliskan oleh Allaah untuknya saja."

Sumber: (Al hadits yang dikutip dari Laa Tahzan halaman 260 karya Dr. Aidh Al Qarni. Sayang beliau tidak menyebutkan periwayatnya, namun dalam redaksi lain yang diriwayatkan Imam Ibnu Majah, menyatakan maksud yang senada).
 
9 Maret 2014

Tingginya Cita-Cita

Embun Jum'at:

“Tingginya CITA-CITA seseorang adalah tanda kebahagiaannya, sedangkan rendahnya CITA-CITA seseorang adalah tanda bahwa dia tidak akan menggapai kebahagiaan itu.” (Ibnul Qayyim al Jauzi dalam Ma’alim Fi Thariq al-Ishlah)
 
 28 Februari 2014

Jalan Sunyi

Embun Senin:

“Saat wajah penat memikirkan dunia, maka berwudhulah. Saat tangan letih meraih cita-cita, maka bertakbirlah. Ketika pundak tak kuasa memikul amanah, bersujudlah. Ikhlasnkan semuanya dan mendekatlah pada-Nya. Agar kita tunduk saat yang lain angkuh. Agar kita teguh saat yang lain runtuh. Agar kita tegar saat yang lain terlempar,” (Unknown)
 
24 Februari 2014

Memberi Jeda untuk Rindu

Kawan, lama tak menjumpai Embun Senin dan Kamis ya? Semalam saya bertemu dengan Si Embun. Kutanyakan kenapa selama ini tidak menyapa kita. Jawabnya,

"Aku lama tak menyapa kalian, bukan berarti aku melupakan kalian. Tapi aku hanya memberi kalian waktu untuk merindukanku. Bagiku, salah satu parameter kemanfaatan seseorang adalah dirindukan kehadirannya ketika tak dijumpai.

Aku ingin tahu, apakah diriku menghadirkan kemanfaatan atau tidak bagi kalian. Karena sesungguhnya Rasulullaah saw pernah bersabda,' Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat kepada sesamanya'. ''
 
 13 Februari 2014

Dia Maha Pengampun

"...Wahai anak Adam, jikalau dosamu membumbung SETINGGI LANGIT lalu engkau minta ampunan-Ku, pasti engkau Kuampuni. Wahai anak Adam, andai engkau datang kepada-Ku dengan kesalahan SEPENUH BUMI, kemudian angkau bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku sedikitpun, pasti Aku mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula. (HR. Tirmidzi dalam Hadits Arba'in no. 42)

12 Februari 2014

Korban Kepo Status Lama

Setiap orang tentu punya masa lalu. Masa lalu yg kelam, kekanakan, labil, bahkan sampai yg lebay. Atas masa lalunya itu sebagian ada yg malu, ada yang heran, sampai ada yg tak percaya bahwa itu adalah dirinya.

Namun untungnya islam tak melihat masa lalu..

Teringat Amirul Mu'minin Umar bin Khatab yang menjadi mulia setelah dirinya hina. Khalid bin Walid yang menjadi panglima perang terpandang padahal sebelumnya adalah penentang.

Maka..
Islam itu memandang akhir, bukan awal.

Tak perlu risau seburuk apapun diri kita di waktu lampau. Cukup gunakan masa lalu sebagai pelajaran dan sejarah hidup yg tak perlu disesali. Karena sesungguhnya tidaklah ada penyesalan, yg ada adalah pembelajaran.

Yang terpenting, sudahkah kita membenahi diri utk mempersiapkan akhir terindah dalam kehidupan kita untuk bersiap menjemput kepastian takdir yg akan datang dari-Nya (?)

*untukmu korban status lama

Copy paste dari status facebook Fauzan

Jujur Itu

Embun Senin:
Musim ujian

"Sejatinya jujur adalah ketika kau tetap berkata jujur saat tak ada lagi yang mampu menyelematkanmu kecuali dengan berbohong," (Al Junaid dalam buku Semulia Akhlak Nabi karya Amru Khalid)

 6 Januari 2014

Saat Hujan

Embun yang ditelan hujan saat Jum'at sore:

"Tak ada yang dihantarkan oleh dingin dan hujan selain kerinduan. Entah kepada apa dan atau siapa" (Diadaptasi dengan sedikit perubahan dari Adi Toha)

Banyak rang yang mengeluh ketika hujan. Begitu juga yang hanya diam sambil memandangi hujan yang entah kapan akan berhenti. Hujan sebenarnya bukan saatnya hanyut dalam perasaan, tapi waktu yang tepat untuk berdo'a. Karena

"Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun" (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)

3 Januari 2014

Nilai Bagus Itu Penting

Embun Kamis:
H-4 musim UAS

“Nilai bagus itu penting. Tapi bagaimana kamu menilai diri sendiri serta bagaimana kamu membuat diri kamu bernilai, adalah jauh lebih penting.”(Kinsi)


 2 Januari 2014


Menuju pada Allaah

Embun di Kamis yang mendung:

"Satu hal sebenarnya yang saya amati dari perjalanan hidup saya dan perjalanan hidup orang-orang yang shaleh, dan saya berusaha untuk menuju pada itu, bahwa menujulah kepada Allaah! Kalau kita menuju kepada Allaah dan kita nafikan segala yang kita kehendaki, tetapi kita menuju yang Allaah kehendaki, maka kita akan mendapatkan semua yang kita kehendaki.

Tapi kalau kita menuju kepada dunia-Nya Allaah, Allaah masih cenderung akan membiarkan kita mencari, mencari, dan mencari. Banyak orang yang gagal melunasi hutangnya karena targetnya adalah melunasi hutang. Banyak orang gagal mempunyai keturunan karena dia kejar betul-betul anak keturunan. Banyak orang yang gagal membangun imperium usahanya, membangun pekerjaan dan karirnya, karena yang dia tuju itu. Andaipun ada yang dapat! Andaipun ada yang dapat! Maka sesungguhnya tidak dia dapatkan apa-apa kecuali apa yang sudah Allaah gariskan untuk dia." (Ustadz Yusuf Manyur dalam Video 10 Dosa Besar Volume 2 pada menit 03:43-04.30)

Nb: Meski langit tampak mendung, semoga hati kita tetap bersinar cerah.

Dia Menutupi AIb

Embun Senin:

"Kita pernah bertemu dengan orang baik. Atau, orang yang menganggap diri kita baik. Benarkah?

Sesungguhnya bukan kebaikan yang disandang, tapi ada kekuasaan Allaah yang menutupi aib, kesalahan dan dosa-dosa kita sehingga tidak tampak. Kita tidak bisa bayangkan seandainya Allaah tidak menutupi borok kita itu. Seandainya dosa itu berbau, maka tidak ada orang yang mau dekat dengan kita karena tidak tahan dengan baunya. Masihkah kita merasa baik?

Kita hanya bisa minta kepada Allaah agar menutupi kesalahan-kesalahan kita seperti yang terucap dalam doa diantara dua sujud. Ada 7 permohonan kita, satu di antaranya adalah WAJBURNI (tutupilah kesalahanku) dan Allaah mengabulkan permintaan itu. Allahumma aamiin.. " (unknown atas rekomendasi Mu Izz)

Pembuktian Cinta

Embun Kamis:

"Cinta tidak akan pernah diketahui kedalamannya sampai merasakan jam-jam perpisahan." (dari berbagai sumber yang dinisbatkan kepada Kahlil Gibran)

Sebelum perpisahan karena jarak, waktu, dan maut hadir di depan mata, sudah sadarkah kita siapa saja yang kita cintai dan siapa saja yang mencintai kita? Sebelum terlambat, sebelum penyesalan itu datang, dan sebelum...

Karena," Jika kau mencintai sesuatu, tak cukup kata itu hanya terucap oleh bibirmu, tapi kau akan rela melakukan apa saja demi kebahagiaan yang kau cintai." (diadaptasikan dari Amru Khalid dalam Burungpun Mencintai Islam, Mengapa Engkau Tidak?)

Serta, "...Kamu akan bersama orang yang kamu cintai," (HR. Muslim)


12 Desember 2013

Berkaca

Embun Senin:

“Barangkali kita harus selalu berkaca. Bukan untuk mengagumi diri sendiri, karena kita bukanlah Narciscus, yang mati tenggelam karena pesonanya sendiri. Bukan juga untuk menengok masa lalu. Karena pantulan cermin adalah diri kita saat ini. Hanya untuk melihat lebih dalam. Secantik apa perilaku kita, seindah apa senyum kita, dan setebal apa iman kita hari ini,” (Unknwon)


5 Desember 2014

Timnas dan Negeri Nina Bobo


Dulu, anak-anak kecil, ketika menjelang tidur sering diperdengarkan lantunan lagu Nina Bobo oleh ibundanya. Tetapi tidak bagi saya. Karena bunda saya tak pernah melantunkannya. Beliau hanya melantunkan lagu Ambilkan Bulan, Bu. Katanya, agar saya berani bermimpi tinggi, memeluk bulan. ‘’Benarkah begitu?,’’ tanya teman saya. Ah, mana saya ingat! Lha wong saat itu saya masih bayi. Tapi karena bunda saya yang cerita, maka jawab saya: Ya!