Jumat, 30 Desember 2011

Hati-Hati Dengan Mereka !

Seorang gadis dengan dengan tubuh langsing, berkulit putih, wajah tirus, alis mata melengkung, mata bulat hitam, bulu mata panjang lentik, bibir merah agak tipis, rambut lebat lurus. Dengan diskripsi seperti itu, akan banyak wanita yang mendambakan “kecantikan” seperti itu. Seperti itulah definisi kecantikan yang dipahami oleh kebanyakan wanita saat ini.

Kamis, 29 Desember 2011

Di Hampir Seperlima Abad yang Tengah Berlangsung

Di sudut sebuah masjid kampus, aku sendirian. Tak seperti biasanya yang ada teman di samping kiri dan kananku untuk kuajak bicara. Tapi kali ini masjid benar-benar sepi. Aku pun hanya salah satu dari segelintir orang yang ada, itu pun jarak antara aku dengan orang lain berjauhan satu sama lain. Kusandarkan punggungku pada sebuah tiang masjid, meluruskan tulang punggung yang terasa lelah. Pikiranku tak mau diam, mengembara dan membuka klise-klise ingatan di masa lalu.

Bukankah Begitu, Tuhan?

Ah,Tuhan
Maafkan aku yang selalu mengeluh
Ampuni aku yang hanya bisa menuntut-Mu
Maafkan aku Tuhan, karena hanya selalu meminta
Adakah kepantasan bagiku untuk meraih mimpi-mimpi itu?

Tapi Tuhan, bukankah Engkau Maha Mendengar?
Aku dengar dari guruku Kau Sang Maha Mengabulkan Do’a
Aku juga pernah membaca buku bahwa Engkau Yang Maha Pengampun
Benarkah itu Tuhan?

Ya,aku diajari untuk percaya itu
Dan hati nuraniku memaksaku untuk mengakuinya
Dan kini aku percaya
Dalam pencarian jati diri ini Kau selalu menemaniku
Rahmat-Mu begitu luas, walaupun dosa menggunung tinggi

(Hamba-Mu yang penuh dosa)
Surabaya,**0110

Laa Tahzan

Judul buku : Laa tahzan
Penulis : DR. Aidh Al Qarni
Awalnya, saya mengenal buku ini secara tidak sengaja. Karena saya mengenalnya pertama kali ketika judl buku ini, Laa Tahzan, disebut dalam sebuah sinetron yang sedang saya tonton ketika itu. Dan sang lakon tiba-tiba menyebutkan kelebihan-kelebihan buku ini. Akhirnya, saya penasaran dan mencarinya ke toko buku.

Seandainya Mereka Bisa Bicara

Tulisan ini terdiri dari 666 kata (termasuk judul), diikutkan dalam lomba cipta cerpen Flash Fiction Abatasa Library, Hong Kong . Alhamdulillah mendapat juara 3. Semoga ada nilai manfaatnya.

Perkenalkan, namaku Kalah. Aku telah lama mendambakan seorang gadis yang memikat hatiku untuk kunikahi. Gadis itu bernama Menang. Bagiku, di dalam dirinya ada keindahan, kecantikan, kebahagiaan, ketenangan, dan harapan. Karena itulah, tidak heran kalau banyak lelaki yang ingin menikahinya. Namun untuk dapat menikahinya, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum meminang gadis ayu itu. Sebenarnya sederhana saja persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh Menang, tapi justru persyaratan-persyaratan yang sederhana itulah yang justru membuat banyak lelaki mengundurkan diri satu per satu untuk meminangnya.

Aku Menjadi Saksi

Saat ini, aku bingung apakah harus bersedih ataukah  senang? Sepertinya, selama satu tahun ke depan aku tidak akan melihat senyumnya yang menyenangkan bagi siapapun yang melihatnya. Senyum itu, senyum yang sedang kulihat saat ini, selalu mengembang dari bibirnya ketika bertemu dengan orang yang bertatap muka dengannya Senyum yang ikhlas dikembangkan oleh sang empunya. Sore ini, di sekretariat organisasi ini, aku menjadi saksi bahwa Allah memang Maha Adil. Ya, aku menjadi saksi.