Selasa, 18 Oktober 2016

Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat.

Dalam Q. S. Adz Dzariyat ayat 56.
ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ٱﻟْﺠِﻦَّ ﻭَٱﻹِْﻧﺲَ ﺇِﻻَّ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﻥ

_56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku._

Nabi dan rasul diutus untuk merealisasikan ayat di atas. Mereka ditugaskan untuk berdakwah mengajak manusia untuk menuju pada Allah. Karena, perintah Allah dalam ayat tersebut tidak akan tercapai jika tidak ada dakwah.



Kini nabi dan rasul telah tiada. Artinya dunia ini sudah semakin dekat dengan ujung usianya. Maka pastikan diri kita berada di dalam jalan yang telah mereka lalui dan mereka ajarkan. Dengan kata lain, kitalah yang diminta Allah untuk menyelamatkan dunia dari bencana, bukan kaum yang lain.

Sesibuk apapun kita, pastikan diri kita untuk berada di dalam ajaran nabi dan rasul. Sesibuk apapun kita, tetap sempatkan diri kita untuk membuktikan kasih sayang kepada orang lain.

Dan tidak ada pembuktian kasih sayang yang lebih tinggi daripada mengajak kepada ibadah. Mengajak kepada keselamatan. Mengajak kepada surga.

Itulah realisasi kasih sayang yang sebenarnya. Itulah inti dakwah, mengajak menuju surga. Itulah dakwah, memberikan kasih sayang dengan pembuktian tertinggi.

Kita contoh Rasulullah saw yang diabadikan dalam Q.S. At Taubah ayat 128
ﻟَﻘَﺪْ ﺟَﺎٓءَﻛُﻢْ ﺭَﺳُﻮﻝٌ ﻣِّﻦْ ﺃَﻧﻔُﺴِﻜُﻢْ ﻋَﺰِﻳﺰٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣَﺎ ﻋَﻨِﺘُّﻢْ ﺣَﺮِﻳﺺٌ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢ ﺑِﭑﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺭَءُﻭﻑٌ ﺭَّﺣِﻴﻢ

_128. Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin._

Ayat ini seolah menunjukkan bahwa rasul benar-benar serius memikirkan keselamatan umatnya. Maka seriuskanlah diri kita untuk memikirkan keselamatan orang lain, bukan hanya keselamatan diri sendiri.

Tidak ada ruginya pergerakan kita di jalan dakwah. Insya Allah semuanya akan diberikan balasan. Apalagi untuk berdakwah.

Dakwah yang kita lakukan, Insya Allah akan menyelamatkan kita dari segala bencana.

Minimal, dalam Surat Al A'raf ayat 164 menerangkan bahwa dakwah akan *MENYELAMATKAN* pelakunya dari pertanyaan yang diajukan Allah tentang pertanggungjawaban atas kaum yang menyalahi kitab Allah. Karena ketika ada kaum yang mendurhakai Allah, kita akan ditanya tentang apa yang kita lakukan terhadap mereka.

Q.S. Al A'raf ayat 164,

ﻭَﺇِﺫْ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﺃُﻣَّﺔٌ ﻣِّﻨْﻬُﻢْ ﻟِﻢَ ﺗَﻌِﻈُﻮﻥَ ﻗَﻮْﻣًﺎ ۙ ٱﻟﻠَّﻪُ ﻣُﻬْﻠِﻜُﻬُﻢْ ﺃَﻭْ ﻣُﻌَﺬِّﺑُﻬُﻢْ ﻋَﺬَاﺑًﺎ ﺷَﺪِﻳﺪًا ۖ ﻗَﺎﻟُﻮا۟ ﻣَﻌْﺬِﺭَﺓً ﺇِﻟَﻰٰ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ ﻭَﻟَﻌَﻠَّﻬُﻢْ ﻳَﺘَّﻘُﻮﻥ

_164. Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa._

Dengan memahami poin ini, kita akan bersabar dalam menghadapi ujian-ujian dalam berdakwah. Dakwah akan menyatu dalam diri bagai hembusan nafas dan aliran darah dalam tubuh.

*Hari Akhir*

Bagaimanapun, suatu saat Dajjal akan muncul ke muka bumi ini. Dan saat ini telah banyak pihak yang menyiapkan kedatangannya. Melalui film, gambar, dan berbagai macam yang mengkampanyekan sosoknya.

Lihatlah anak-anak kita sekarang, mereka begitu akrab dengan tokoh-tokoh kartun bermata satu yang identik dengan Dajjal Al Masih. Hal ini mengingatkan kita pada suatu hadits yang mengatakan bahwa suatu saat nanti, fitnah Dajjal akan masuk ke setiap kota. Bahkam sebelum kehadirannya dalam benyuk nyata, fitnahnya saja sudah masuk ke dalam rumah dan kamar-kamar kita.

Mala sebelum kehadirannya, kita biasakan diri kita untuk berdakwah. Termasuk memperbaiki kemampuan untuk menjelaskan siaoa sosok Dajjal ini sebenarnya. Karena jika kita tidak mempunyai  kemampuan menyampaikan yang baik, maka akan semakin sedikit saudara-saudara kita yang akan terselamatkan dari fitnahnya.

Menyangkut hari akhir, ada sedikit tambahan. Bahwa setelah kematian Dajjal karena dibunuh oleh Nabi Isa 'alayhissalam, maka akan keluar kaum perusak, Ya'juj dan Ma'juj.

Sebuah kaum yang selama ini dikurung oleh Allah di dalam tembok kokok yang dibangun oleh Raja Iskandar Dzuqarnain. Tembok ini telah ditemukan, tepatnya di daerah Armenia, dekat perbatasan Rusia dan Azerbaijan. Penjelajah muslim yang bernama Ibnu Bathutah, telah pernah ke tempat (yang menurut penuturan beberapa orang) meniupkan aura kematian yang sangat kuat.

Wallahu'alam.

Surabaya, 17 Oktober 2016
Nir

0 komentar:

Posting Komentar