Minggu, 16 Oktober 2016

Memuncaki Arjuno



Postingan yang telaaat banget. Nget. Tapi nggak papa ya...

Sebelum tulisan ini berbicara terlalu jauh, saya akan memberikan gambaran besar terlebih dahulu tentang pendakian Gunung Arjuno. Ada dua jalur pendakian yang terkenal di Gunung Arjuno ini, yakni jalur Lawang dan jalur Tretes/ Kakek Bodo.


1. Jalur Lawang dikenal lebih landai dan jalannya lebih halus. Konsekuensi logisnya adalah jalan yang ditempuh semakin panjang, namun hal ini tidak mengapa karena energi yang dikeluarkan di jalur ini lebih sedikit dibandingkan jalur Tretes. Logika Teorema Phytagoras bisa membuktikannya.

Di jalur ini juga tersedia sumber air. Namun menurut informasi dari teman saya, sumber airnya tidak berada di jalur utama perjalanan. Untuk menuju sumber air, diperlukan waktu 45 menit perjalanan yang tidak searah dengan jalur utama. Istilah Jawanya, nyemplang.

Konon, di jalur ini banyak yang tersesat karena banyak jalan bercabang dan kurang tersedianya petunjuk. Bertebaran pula cerita-cerita horor di jalur ini. Tapi semua itu saya dapat dari cerita orang lain.

2. Jalur Tretes merupakan jalur yang relatif lebih aman menurut sebagian orang. Aman dalam artian tidak banyak jalan bercabang dan cukup jelas petunjuk yang diberikan kepada para pendaki.

Namun demikian, jalur ini pula yang dikatakan banyak orang menjadikan Arjuno sebagai gunung dengan track tersulit kedua di Jatim setelah Gunung Raung. Entah kebenarannya begitu atau tidak.

Baiklah, akan saya tuliskan lebih detail perjalanan yang saya tempuh bersama tim saya.

Sabtu, 28 Mei 2016

09.45: Berangkat dari Base Camp.

10.45: Sampai di Pos 1.

Di sini ada warung yang menyediakan mie instan, gorengan hangat, minuman hangat, madu, dan beberapa jajanan lainnya. Tidak ada nasi. Namun ada musholla yang lumayan hangat.

Di depan warung ada tanah datar yang tidak begitu luas namun bisa untuk digunakan untuk mendirikan tenda sebagai tempat camp.

11.15-15.30: Perjalanan menuju Pos 2, Kokopan.

15.30: Sampai di Pos 2.

Di sini ada sumber air. Para pendaki bisa mengisi ulang air minum yang sudah habis di tempat ini. Tidak hanya itu, di tempat ini para pendaki juga bisa mendirikan tenda. Juga dapat ditemukan warung beserta musholla yang sangat sederhana yang menyediakan menu yang hampir sama dengan warung yang ada di Pos 1. Tidak ada nasi.

15.30-16.30: Istirahat, shalat, makan, dan foto-foto di Pos 2.
Sumber Mata Air Kokopan, Pos 2 Pendakian Gunung Arjuno
Warung di Pos 2 Pendakian Gunung Arjuno
16.30-22.30: Melanjutkan perjalanan menuju Pos 3, Pondokan.
Jalur menuju Pos 3 ini sangat lama. Karena medannya cukup sulit. Orang Surabaya mengatakan medan ini dengan Tanjakan Taek. Saya bisa mengerti mengapa julukan itu dilekatkan.

Jalannya berbatu cadas dan tanjakkan cukup tajam, tanpa diskon. Sehingga kami seringkali beristirahat. Selain itu, hampir seluruh tim kami masih pemula.

Saat memasuki malam, gunakan jaket agar tidak terserang masuk angin. Saat istirahat di tengah perjalanan, sambil duduk, pandanglah ke arah langit, akan kau rasakan kebesaran Allah.

22.30: Tiba di Pondokan.
Di sini banyak pondok yang menjadi tempat tinggal sementara bagi para penambang belerang. Di Pos 3 ini ada sumber air yang bisa digunakan untuk isi ulang air minum. Ada juga warung yang menyediakan minuman hangat, gorengan, dan mie instan (mungkin).

22.30-23.30: Mendirikan tenda dan merapikan semua barang.

Ahad, 29 Mei 2016
09.00: Berangkat dari Pondokan menuju Lembah Kijang.
Hati-hati untuk memilih jalur. Karena jika salah jalur, kita akan tersesat ke Gunung Welirang. Sebab untuk jalur Tretes sampai Pos 3, arah ke Arjuno dan Welirang sama. Maka bertanya kepada pendaki lain tidak ada salahnya.

Kebanyakan para pendaki meninggalkan barang-barang beratnya di tenda ketika akan mendaki menuju puncak Arjuno/ Welirang.

09.25: Sampai di Lembah Kijang.
Di sini banyak juga para pendaki yang mendirikan tenda. Pasalnya hawa di tempat ini lebih hangat dibandingkan di Pos 3.

Suasana di Pos 3 Pendakian Gunung Arjuno, Pondokan

09.25-10.00: Perjalanan menuju Sabana.
Di Sabana ini bisa melakukan foto-foto karena tempatnya luas dan pemandangannya bagus.

Santai dulu di Sabana


10.00-14.45: Perjalanan menuju puncak.

14.45-15.45: Sampai di puncak. Shalat, istirahat, dan foto-foto.
Jangan lupa sujud syukur. Jangan lupa juga bikin tulisan persembahan buat orang-orang tercinta.

Di puncak Gunung Arjuno


16.15-19.45: Turun dari puncak ke Pos 3.

20.30: Sampai di Pos 3.
Shalat, makan, dan istirahat.

Senin, 30 Mei 2016
11.20-13.20: Turun dari Pos 3 menuju Pos 2, Kokopan.

13.45-16.15: Turun dari Pos 2 ke Pos 1.

17.20-17.50: Turun dari Pos 1 ke Base Camp.

 Secara ringkas, waktu yang kami perlukan adalah sebagai berikut:
1. Naik
a. Base camp- Pos 1: 60 menit/ 1 jam
b. Pos 1-Pos 2: 270 menit/ 4,5 jam
c. Pos 2-Pos 3: 360 menit/ 6 jam
d. Pos 3- Puncak: 315 menit/ 5, 25 jam

Perhitungan di atas belum termasuk waktu yang diperlukan untuk istirahat.

2. Turun
a. Puncak- Pos 3: 210 menit/ 3,5 jam
b. Pos 3-Pos 2: 120 menit/ 2 jam
c. Pos 2- Pos 1: 150 menit/ 2,5 jam
d. Pos 1- Base Camp: 30 menit/ 0,5 jam

Begitulah kawan perjalanan yang kami tempuh. Waktu yang diperlukan oleh setiap kelompok berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kekompakkan, kekuatan fisik dan mental, bekal yang dibawa, dan lain-lain. Sehingga apa yang saya tuliskan di sini tidak bisa dijadikan patokan mati.

Semoga perjalanan yang kita tempuh semakin mendekatkan diri kepada Dzat Yang Maha Penyayang. Aamiin.

Nanda Iriawan Ramadhan

0 komentar:

Posting Komentar