Selasa, 27 Desember 2016

Kita Saja Yang Nggak Peka

Jika dilihat dari  segala kerusuhan yang telah dan sedang saat ini terjadi, sebenarnya kita ini sudah sangat dekat dengan akhir zaman, hari kiamat. Apa-apa yang diperingatkan oleh para ulama telah dan sedang terjadi. Maka beruntunglah orang yang hatinya senantiasa terikat dengan para ulama yang dibutikan dengan ketinggian adab kepada mereka.

Jumlah penjara bertambah karena angka kriminalitas juga semakin tinggi.

Jumlah aborsi meningkat karena perzinahan semakin marak terjadi, seakan menjadi tren. Kalau nggak pacaran terhina. Lalu keluar istilah lika-liku luka laki yang tak laku-laku atau jones.




Jumlah pemerkosaan juga naik akibat meminum minuman keras.


Lalu tentang Palestina, pembantaian di Suriah dan Myanmar, penistaan agama, masihkah kita cemburu atas semua itu? Atau hati kita datar-datar saja? Sesungguhnya, semua tragedi ini telah diperingatkan oleh para ulama. Kita saja yang TIDAK PEKA

Saat menerima nasehat-nasehat nahi munkar (menolak kemungkaran), sebagian dari mereka akan membantah, ngeyel sampai urat-urat lehernya mau keluar. Kalau orang Jawa bilang, “Otot e sak kacang-kacang”.

Kemudian pentolan mereka membuat argumentasi-argumentasi yang terlihat masuk akal untuk menyesuaikan nafsu mereka. Pertimbangan syar’I dan pertimbangan akal diabaikan. Sayangnya, pentolan mereka ada yang pandai berorasi. Bahkan hal yang absurd pun, jika dia yang berbicara, seolah tampak menjadi kebenaran absolut yang tak terbantahkan. Dan orang-orang awam yang menjadikannya sebagai junjungan pun terkagum dan semakin memujanya.

Sebaliknya, jika mereka mendengar nasehat dari para ulama yang lurus, sementara fatwa tersebut bertentangan dengan nafsu mereka, mendadak semuanya menjadi ahli faqih (paham terhadap syariat Islam). Komentar-komentarnya menjadi sok bijak dan seketika mencomot sana-sini dari Mbah Google, dicocokologi, untuk mendebat ulama. Hingga yang dilahirkan adalah kekacauan, kebingungan, tindakan serampangan, dan hal-hal jelek yang nampak baik. Allah Kariiim.

Saat ini kita hanya perlu menunggu hingga musibah itu benar-benar terjadi. Kedatangan Imam Al Mahdi dan Dajjal semakin dekat, tembok penghalang bangsa perusak Ya’juj dan Ma’juj  juga telah ditemukan di daerah Georgia di antara Pegunungan Kaukasus, Timur Tengah mulai tampak hijau dan diselingi salju, Danau Tiberias juga mulai surut, dan sebagainya. Tampak jelas gambaran Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wassalam tentang hari kiamat dan segala pertandanya.

Namun demikian, semoga kita menjadi umat Islam yang menghormati para ulama serta tetap belajar ilmu dan adab darinya secara konsisten. Semoga setelah ini, kita semua semakin rajin untuk menghadiri majelis-majelis ilmu agama. Yuk, hormati MUI.

Musibah itu, sebelum terjadi, para ulama telah mengetahuinya. Namun orang-orang awam baru mengetahuinya setelah terjadi. –Imam Hasan Al Bashri-

Wallahu'alam bisshawwaab.
Surabaya, 27 Desember 2016/ 28 Rabiul Awwal 1438.
-Nir-

0 komentar:

Posting Komentar