Tak
disangka. Makanan yang ia makan tersebut mengandung racun. Akibatnya ia jatuh
sakit dan berpulang kepada Allah. Air matapun berderai dan membasahi banyak
pasang mata. Usianya saat meninggal masih muda, yakni 40 tahun.
Sebelum ia menghadap Allah, pelaku
yang memasukkan racun ke dalam makanannya ditangkap. Ketika ditanya, pelaku
mengaku bahwa apa yang dilakukannya tersebut karena terpedaya dan tergoda uang
sebesar seribu dinar. Namun khalifah yang dikenal santun ini memaafkannya dan
meminta pelaku untuk pergi menjauh dari Madinah. Bukan karena sang khalifah
benci, namun agar pelaku tidak dieksekusi rakyat jika mereka tahu siapa pelaku
yang meracuni khalifah.
- Kita mengenalnya dengan nama ‘Umar
bin Abdul Aziz. Ia merupakan cicit dari khalifah kedua, yakni ‘Umar bin
Khattab ra.
- Imam Sufyan Ats-Tsauri
mengatakan ,”Khalifah (yang lurus) itu ada 5 : Abu Bakar, ‘Umar, Utsman,
Ali, dan ‘Umar bin Abdul Aziz.”
- Sejak kecil ia sudah dekat
dengan Al Qur’an. Bahkan berhail menghafalnya di usia yang masih belia. “Ia
menghafal Al Qur’an di waktu kecil. Ayahnya mengirimnya ke Madinah untuk
belajar kepada Ubaidillah bin Abdullah bin Umar,” tutur Imam As-Suyuthi.
[1]
Masa Kepemimpinan
- Saat menjabat sebagai seorang
khalifah, ia menetapkan 10 orang penasehat yang ahli ilmu dan takwa. Ia
lakukan itu untuk senantiasa mengingatkannya apabila melenceng dari
kebenaran. Bahkan ia punya kebiasan tiap malam untuk mengumpulkan para fuqaha’.
Mereka saling mengingatkan akan kematian dan tentang hari kiamat.
Kemudian mereka semua menangis hingga seakan-akan di hadapan mereka ada
jenazah.
- Ia memimpin hanya selama 2
tahun 4 bulan. Namun jangan ditanya apa yang telah dihasilkannya dalam
masa yang singkat itu. Salah satu pencapaian yang masyhur adalah tentang
kesejahteraan ekonomi rakyatnya. Diceritakan bahwa ia memberi zakat kepada
masyarakat. Pintu-pintu mereka diketuk untuk diberi zakat akan tetapi
mereka menolaknya dan mengatakan, “Allah telah mencukupi kami dengan
karunianya.”
Revolusi
- Revolusi yang ia lakukan
bukanlah revolusi berdarah. Sebab revolusi itu dimulai dari dirinya
sendiri.
- Ia tidak tinggal di istana
kerajaan. Istana dihuni oleh keluarga Sulaiman (khalifah sebelumnya).
- Alat angkutan khusus khalifah,
ia perintahkan untuk dijual dan hasil penjualannya dibagikan kepada fakir
miskin.
- Para pengawal khusus penjaga
istana yang digaji secara besar-besaran ia bubarkan.
- Jika ia berkunjung ke kota-kota
tertentu, ia lebih memilih untuk berkemah di lapangan terbuka. Ia tidak
pernah menggunakan gedung-gedung besar sebagai tempat menginap khalifah yang
dibangun oleh Baitul Mal.
- Ia hanya membelanjakan 2 dirham
dalam sehari.
- Ia sadar bahwa dalam politik pasti
ditemukan perselisihan atau pertikaian kecuali jika seorang khalifah
menjadi teladan dengan keadilan dan kebijaksaannya serta melepaskan diri
dari segala sifat egois.
Cara Unik untuk Menyadarkan Petinggi
Negara
- Terdapat kisah hikmah yang
menunjukkan kesederhaannya.
- Suatu ketika para bangsawan
diundang untuk makan bersama. Di acara tersebut mereka mendiskusikan
tentang beberapa hal terlebih dahulu. Sembari menunggu hidangan utama
matang, kambing bakar, disuguhkan roti bakar. Roti bakar tersebut
merupakan roti yang sangat kasar, yang biasa dimakan oleh kalangan rakyat miskin.
- Khalifah ‘Umar sengaja menahan
kambing bakar agar tidak tidak dikeluarkan terlebih dahulu. Sementara para
bangsawan tersebut telah merasakan lapar.
- Tidak kuat menahan lapar,
mereka menyantap roti panggang tersebut. Roti telah habis. Disuguhkanlah roti
lagi sebagai porsi tambahan. Habis
lagi. Hingga mereka merasa kenyang karena roti-roti tersebut.
- Setelah mereka kenyang,
hidangan utama disiapkan. Kambing bakar yang telah matang dihidangkan.
Khalifah ‘Umar mempersilakan mereka untuk menyantap menu utama.
- Para bangsawan pun menolak
dengan sopan karena sudah merasa kenyang.
- “Saudara-saudara, jika Anda bisa memuaskan nafsu makan dengan makanan sederhana, lalu mengapa anda suka sewenang-wenang dan merampas milik orang lain?” tanya sang khalifah dengan kalimat yang menghunjam dan membidik pusat kesadaran. Semua yang hadir terharu dan meniktikkan air mata. Mereka sadar akan perbuatan yang selama ini mereka lakukan.
Makar
- Konon, kesederhanaan itu
memunculkan was-was di dalam hati dan pikiran beberapa orang. Kezuhudan
yang ditegakkan khalifah membuat mereka yang rakus takut kalau mereka
tidak dapat lagi menjadi kaya.
- Solusinya satu, singkirkan
khalifah!
- Maka sebuah makar untuk
menyingkirkan khalifah dibuat. Dipanggillah seorang yang bisa menyusup untuk menuangkan racun
ke dalam makanan/minuman khalifah.
Perhatian kepada keluarga
- Suatu ketika, isterinya yang
bernama Fatimah menemuinya di tempat kerja.
- “Yang Mulia, maukah Anda
memberikan waktu untukku sejenak? Saya ingin merundingkan masalah pribadi
dengan Anda,” tanya sang istri.
- “Tentu saja,” kata sang
khalifah,” Tapi, tolong matikan lampu itu dan nyalakan lampu Anda sendiri.
Saya tidak mau memakai minyak negara untuk pembicaraan pribadi.”
- Posisinya sebagai khalifah,
tentunya sangat sibuk. Namun itu tak membuatnya lupa untuk memberikan
perhatian kepada keluarga. Tidak mungkin sang istri sampai datang ke
tempat kerja khalifah jika tidak membicarakan masalah penting.
- Sementara saat ini banyak suami
yang tidak menyempatkan waktunya dengan istrinya dengan alasan sibuk
dengan urusan kantor.
Lain-lain
- Disebutkan bahwa Khalifah ‘Umar
bin Abdul Aziz sebagai penerus Khalifah Sulaiman pernah menerima surat dari
Kerajaan Sriwijaya. Saat itu Sriwijaya dipimpin oleh Sri Indrawarman. [2]
- Dari raja sekalian para raja.
Yang juga adalah keturunan ribuan raja.
Yang isterinya pun adalah cucu dari ribun raja.
Yang kebun binatangnya dipenuhi ribuan gajah.
Yang wilayah kekuasannya terdiri dari dua sungai yang mengairi tanaman lidah buaya, rempah wangi, pala, dan jeruk nipis yang aroma harumnya menyebar hingga 12 mil.
Kepada
Raja Arab yang tidak menyembah tuhan-tuhan lain selain Allah.
Aku
telah mengirimkan kepaamu bingkisan yang tidak seberapa sebagai tanda
persahabatan.
Kuharap
engkau sudi mengutus seseorang untuk menjelaskan ajaran islam dan segala
hukum-hukumnya kepadaku.
- Begitulah isi surat dari Sri Indrawarman.
Nanda
Iriawan Ramadhan
Surabaya,
Siang hari yang mendung.
Ditulis
dengan referensi utama berasal dari kajian ba’da Subuh rutin hari Ahad
(25 Oktober 2015) yang diasuh oleh Ustadz Misbachul Munir di Masjid Al Amin,
Rungkut, Surabaya. Penulisan dan pengembangannya disesuaikan dengan pemahaman
penulis terhadap isi kajian dengan seminimal mungkin adanya perubahan makna.
Referensi:
[1]
Tarikh Al Khalifah 201/1.
[2]
Kalung Istimewa karya Ibnu Abdul Rabbih.
0 komentar:
Posting Komentar