Film yang disutradarai ole Ridley Scott ini membawa kita ke ratusan tahun yang lalu saat Perang Salib masih berlangsung. Ketika itu, raja Tentara Salib adalah raja Baldwin IV dan kalangan kaum muslimin yang diceritakan saat itu berada di bawah kepemimpinan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi. Kedua raja tersebut saling menghormati satu sama lain dan berusaha untuk menjaga perdamaian antara kaum muslimin dan kaum kristiani.
Cerita dalam film ini dimulai dengan perjalanan Godfrey untuk mencari putranya yang bernama Balian. Singkat cerita, akhirnya Godfrey berhasil bertemu dengan Balian dan membawanya menuju Jerussalem. Namun dalam perjalanannya, Godfrey, Balian, dan rombongannya menjalani pertempuran. Dua ksatria Godfrey meninggal dalam pertempuran tersebut sedangkan Godfrey sendiri mengalami luka pada sumsum tulangnya akibat panah yang mengenai tubuhnya patah dan mata anak panahnya tetap menancap di bawah ketiaknya.
Sebelum tiba di Jerussalem, Godfrey jatuh sakit. Ketika Balian menjenguk ayahnya tersebut, Balian diminta ayahnya untuk menjaga Raja Jerussalem. Godfrey ingin terwujudnya adanya kerajaan dengan hati nurani. Di mana terwujudnya perdamaian antara Kristen dan Muslim.
Semakin bertambahnya hari, kesehatan Godfrey semakin memburuk. Balian dipanggil untuk menghadap Godfrey. Dan ternyata saat itu juga Godfrey meninggal. Balian pun pergi ke Jerussalem untuk meminta pengampunan atas dosa istrinya yang melakukan bunuh diri dan atas dosanya sendiri yang telah membunuh seorang pendeta.
Sesampainya di Jerussalem, Balian disambut dengan sangat baik oleh adik Raja Baldwin, Sybilla. Putri yang jelita tersebut mengaku senang dengan Godfrey. Setelah itu, Sybilla mengantarkan Balian menemui Raja Baldwin. Raja Baldwin menyambut dengan ramah.
Sementara itu, Guy de Lusignan yang merupakan suami dari Sybilla pergi bersama Reynald de Chatillon untuk menyerang serombongan kaum muslimin yang melakukan perjalanan. Mereka berusaha menciptakan peperangan antara kaum muslimin dan kristen. Beberapa di antara rombongan tersebut terbunuh. Mengetahui berita tersebut, Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi, yang dalam film ini dikenal dengan Saladdin, datang menuju Jerussalem dengan membawa 200.000 prajurit siap tempurnya. Raja Baldwin beserta Tentara Salib pergi ke Kerak untuk menghalang laju Sultan Shalahuddin al-Ayyubi.
Dan pada akhirnya, dua gelombang besar pasukan yang berlawanan arah saling bertemu. Dua pemimpin besar saling berhadapan di depan masing-masing prajuritnya. Lalu keduanya berunding. Sultan Shalahuddin al-Ayyubi meminta agar Raja Baldwin IV menarik pasukan dan agar menyerahkan urusan tersebut padanya. Tapi Raja Baldwin malah meminta Sultan Shalahuddin al-Ayyubi untuk kembali pulang ke Damaskus dan dia bersumpah akan menghukum Reynald de Chatillon yang telah mencoba merusak perjanjian damai. Sultan Shalahuddin al-Ayyubi tidak ingin berperang sehingga dia setuju.
Sultan Shalahuddin al-Ayyubi tampak prihatin melihat kesehatan raja Baldwin IV yang semakin memburuk akibat penyakit kusta yang dideritanya. Melihat hal tersebut, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi malah berjanji pada raja Baldwin IV bahwa dia akan mengirimkan tabibnya untuk dikirim ke Jerussalem untuk merawat Raja Baldwin IV. Sang raja Jerussalem pun memberikan salam penuh hormat. Perang tak terjadi. Reynald de Chatillon pun dihukum.
Pada suatu malam, Balian dipanggil oleh Raja Baldwin IV untuk menghadap padanya dan membicarakan sesuatu yang penting. Baldwin IV meminta agar Balian menikahi adiknya, Sybilla. Dengan harapan jika Balian yang menjadi raja, maka perdamaian antara kaum Muslim dan Kristen tetap berlangsung. Namun Balian menolak dengan pertimbangan lain. Baldwin IV pun menerima keputusan Balian. Baldwin IV meninggal dan otomatis gelar raja jatuh ke tangan Guy de Lusignan, suami Sybilla.
Setelah menjadi raja, Guy de Lusignan ingin berperang dengan Sultan Salahuddin Al- Ayyubi dengan memancing terjadinya peperangan terlebih dulu. Sebuah perkemahan kaum muslimin yang di dalamnya ada adik perempuan dari Sultan Salahuddin Al- Ayyubi diserang oleh tentara Guy de Lusignan. Perkemahan di bakar dan dihancurkan, ada yang dipenggal kepalanya, dan adik perempuan Sultan Salahuddin Al- Ayyubi pun dibunuh.
Sultan Salahuddin Al- Ayyubi murka. Dan murkanya semakin menjadi ketika utusan yang dikirimnya ke Jerussalem untuk membawa orang yang telah membunuh adiknya, justru dibunuh dengan ditusuk lehernya dan dipenggal di muka umum. Genderang perang ditabuh. Ratusan ribu prajurit disiapkan. Di lain tempat, Guy de Lusignan berangkat dengan rombongan besar untuk berperang dengan Sultan Salahuddin Al- Ayyubi. Namun Balian tidak ikut berangkat karena dia tidak memihak Guy de Lusignan.
![]() |
sumber foto: http://assets2.ignimgs.com/2005/05/05/kingdom-of-heaven-20050505081317773-1109039_640w.jpg |
![]() |
sumber foto: http://assets2.ignimgs.com/2005/05/05/kingdom-of-heaven-20050505081305304-1109027_640w.jpg |
Pasukan Guy de Lusignan dengan mudah dikalahkan karena kelelahan dan kehausan. Itulah yang terjadi di Perang Hattin, karena terjadi di Bukit Hattin. Guy ditangkap, namun Sultan Salahuddin Al- Ayyubi tidak mau menghukum mati Guy dan hanya marah kenapa Guy tidak belajar dari kakak iparnya untuk menjadi raja yang besar.
Sultan Salahuddin Al- Ayyubi melanjutkan perjalanan bersama prajuritya menuju Jerussalem untuk merebutnya. Sebelum merebut Jerussalem, kaum Muslimin shalat berjamaah terlebih dahulu. Singkat cerita, Balian keluar untuk berdialog dengan Sultan Salahuddin Al- Ayyubi. Balian mengatakan bahwa seratus tahun yang lalu, seluruh kaum muslimin di dalam tembok dibantai habis. Namun, Sultan Salahuddin Al- Ayyubi justru tersenyum kecil dan menjawab,
“Aku bukan mereka. Aku Salahuddin”. Sultan Salahuddin Al- Ayyubi memberi jaminan orang-orang Kristen akan dikawal selamat sampai laut dan membiarkan mereka untuk tinggal di Jerussalem jika ada yang mau tinggal.
Akhirnya, kedua pasukan berdamai dan mengelu-elukan nama Sultan Salahuddin Al- Ayyubi dan Balian. Sultan Salahuddin Al- Ayyubi membangun kembali kota Jerussalem. Dalam mengondisikan Jerussalem, Sultan Salahuddin Al- Ayyubi menemukan sebuah salib tergeletak di lantai lalu mengambilnya dan meletakkannya kembali di meja dengan hormat.
Di akhir film, Balian dan Sybilla hidup bersama di Prancis. Di sana, dia dicari oleh Richard “The Lion Heart”, raja Inggris untuk kembali merebut Jerussalem. Namun Balian menolak.
Nb: Ringkasan ini sesuai alur cerita film. Namun, bagaimanapun tetap ada ketidak cocokan dengan sejarah yang asli. Salah satu yang terlihat, ada unsur asmara yang terlalu dipaksakan dalam film ini. Tapi setidaknya, film ini lumayan berimbang. Walaupun sebenarnya belum.
Sby-Kdr,****10
Terus terang saya cuman nonton separuh tentang film ini, tpii skrg udh tau deh.. Dgn baca in thank's
BalasHapusSama2 Mas Fadly. Tapi sayang, beberapa bagian di film ini nggak lepas dari fiksi. Tapi lumayan untuk tataran Hollywood
Hapus