Kamis, 22 Agustus 2013

Selagi Ada Waktu Untuk All Out, Kenapa Tidak?

Untuk apa sebenarnya kita kuliah? Cari prospek kerja yang bagus, bisa punya banyak kenalan, terlihat keren, ikut trend, atau belajar? Setiap mahasiswa tentunya mempunyai tujuan dan niat masing-masing untuk kuliah. Manakah yang salah dan manakah yang benar?


”Aku mau masuk jurusan ini dan di PTN ini karena prospek kerjanya bagus”, kata seorang siswa SMA ketika ditanya mengapa ingin memilih jurusan yang dipilihnya.

Ya, mencari prospek kerja yang bagus. Adakah yang salah? Tentunya kita tidak bisa langsung memvonis bahwa itu salah. Mencari prospek kerja yang bagus adalah wajar dan kalau ada yang bagus kenapa harus mencari yang tidak bagus? Jika kalian tidak percaya bahwa kuliah merupakan salah satu cara untuk mencari prospek kerja yang bagus, coba saja kalian datang ke depan gedung SAC ( Student Advisory Center) ITS, di sana aka kalian jumpai berdert-deret MacLaurin tempelan yertas yang berisi pengumuman tentang lowongan kerja. Baik itu untuk perusahaan nasional, multinasional, dan internasional.

Alasan lainnnya untuk kuliah adalah mencari banyak kenalan. Betul sekali! Kita tidak bisa menertawakannya. Bukankah kita ini makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri ? Jawaban ini cukup cerdas! Dengan kuiah dan berbagai kegiatan yang ada di kampus, kalia bisa mendapatkan sekaligus mengakrabkan diri dengan orang-orang baru dan orang-orang ”penting”.

Ingin terlihat keren? Jenius! Tidak bisa dipungkiri memang, terkadang status mahasiswa memang terlihat sebagai sesuatu yang  ”wah” bagi sebagian orang.  Status mahasiswa dapat membuat orang lain lebih ”menghargai” da mempertimbangkan keputusan yang akan dibuat (keputusan yang ada samhkut pautnya dengan mahasiswa).

Dosenku juga pernah bercerita, di daerah yang peradabannya bisa dibilang agak tertinggal dari peradaban kota, bahasa kasarnya ndeso, kalian akan menjumpai orang-orang yang masih sedikit atau belum pernah tersentuh oleh nikmatnya pendidikan. Di sana, mahasiswa akan dianggap sebagai manusia super yang serba bisa, walau tidak sampai selevel superman. Contohnya, seorang mahasiswa Jurusan Hukum diminta tolong oleh seorang warga untuk memperbaiki radio dan lemari es yang rusak. Warga tersebut tidak tahu kalau bidang keahlian mahasiswa tersebut bukanlah di elektro, tapi dia menganggap mahasiswa itu bisa apa saja dan ngapain saja. Sehingga status mahasiswa baginya adalah begitu luar biasa hebatnya dan terlihat keren.


Ikut Trend? Kuliah saat ini merupakan sesutu yang ”biasa”. Tidak seperti dulu. ”Sekarang jamnnya udah berubash. Nggak kuliah itu ketinggalan jaman coy! Ketinggalan jaman itu nggak gaul cah!”, ungkap seseorang dalam imajinasi saya.

Ok, lalu bagaimana pendapatmu kawan? Oiya, ada satu lagi yang menjadi sebab untuk kuliah, yakni belajar. Apa? Belajar? Yang benar saja! Barangkali ada pertanyaan tersebut yang terlintas di hati kalian. Namun semoga tidak. Ya, ada yang menganggap kuliuah itu untuk belajar. Benar sekali, kawan! Di kampus akan kau temukan segudang buku dan jurnal tentang pengetahuan, dosen-dosen handal, dan laboratorium-laboratorium yang canggih.

Lalu mana yang benar dan mana yang salah? Yang salah adalah kita kuliah hanya untuk mencari ijazah saja dan tidak memanfaatkan kesempatan yang tersedia hingga titik darah permulaan, artinya tidak ada perjuangan. Yang dipikir hanya ijazah saja, tapi tidak mau belajar. Kuliah itu belajar. Belajar ilmu pengetahuan, belajar memperbarui/memperbaiki diri, pola pikir, pola tindakan, pola bersikap, dan belajar untuk mendengarkan hati nurani. Selagi masih ada waktu untuk mendapat banyak hal dari kuliah, tidak ada salahnya untuk all out di sisa waktru yang tersedia.

Tulisan ini juga dimuat di website ITS

0 komentar:

Posting Komentar